Fesyen dan Identitas (Fashion and Identity), Oleh Nuraini Juliastuti



Fesyen dan Identitas

Oleh Nuraini Juliastuti



Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam asesoris yang menempel, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri. Kita bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang kita inginkan lewat contoh-contoh kepribadian yang banyak beredar di sekitar kita—bintang film, bintang iklan, penyanyi, model, bermacam-macam tipe kelompok yang ada—atau kita bisa menciptakan sendiri gaya kepribadian yang unik, yang berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah digunakan oleh orang lain.
Anthony Synott (1993) berhasil memberikan penjelasan yang bagus tentang rambut. Dalam beberapa hal, rambut tidak sekedar berarti simbol seks penanda laki-laki dan perempuan. Ia juga simbol gerakan politik kebudayaan tertentu. Menurutnya, model rambut yang berbeda menandakan model ideologi yang berbeda pula. Tahun 50-an yang membawa iklim pertumbuhan dan kemakmuran di Amerika ikut menghembuskan kebebasan ekspresi individual baru termasuk jenis model rambut baru. Model rambut yang dibentuk menyerupai ekor bebek menjadi sangat populer saat itu. Tokoh-tokoh utama jenis rambut ini adalah Elvis Presley dan Tony Curtis. Setelah itu berlangsunglah era model rambut beatnik look yang dipelopori oleh James Dean dan Marlon Brando.
Rambut Panjang vs Rambut Pendek
The Hippies yang populer pada tahun 60-an, tidak hanya dikenal berkat gerakan-gerakan protesnya menentang norma-norma seksual yang puritan, etika protestan, gerakan-gerakan mahasiswa menentang perang, anti senjata nuklir, anti masyarakat yang fasis, militeris, birokratis, tidak manusiawi dan tidak natural, tetapi juga mendunia lewat simbol-simbol yang dikenakannya. Kalung manik-manik, celana jins, kaftan—jubah longgar sepanjang betis—yang pada awalnya merupakan pakaian tradisional Turki, sandal, jaket dan mantel yang dijahit dan disulam sendiri, untuk membedakan mereka dengan golongan orang-orang yang memakai setelan resmi dan berdasi. Kaftan banyak digunakan sebagai pakaian khas orang-orang hippies karena jenis pakaian ini biasanya berharga murah, sehingga tidak berkesan borjuis, dan membebaskan pemakainya dari kungkungan kerah, kancing dan ikat pinggang yang ketat. Dan simbol yang paling mencolok adalah rambut mereka yang panjang dan lurus. Rambut-rambut yang natural, tanpa cat, tanpa alat pengeriting, tanpa dihiasi dengan pernik-pernik apapun, tanpa wig. Kaum laki-laki hippies juga memelihara rambut panjang, lengkap dengan janggut dan kumis yang dibiarkan tumbuh lebat tanpa dipotong. Ini yang membedakan mereka dari golongan orang tua mereka. Sepuluh tahun kemudian gaya hippies yang pada awalnya tumbuh untuk menentang kemapanan ini mendapat serangan dari golongan The Skinheads.
Sama halnya dengan kaum hippies, orang-orang skinheads juga menentang kemapanan meskipun dengan alasan yang berbeda. Awalnya, skinheads adalah term slang untuk menunjuk pada orang-orang yang botak dan gundul. Kaum skinheads biasanya berasal dari kelas pekerja. Skinheads khususnya ditujukan untuk menentang golongan mahasiswa kelas menengah yang berambut panjang, orang-orang Asia dan kaum gay. Skinheads membenci orang-orang hippies, khususnya kaum laki-laki hippies. Mereka sering mengolok-olok kaum laki-laki hippies sebagai orang yang keperempuan-perempuanan dan aneh: dengan dandanan rambut panjang, pakaian bermotif bunga-bunga, manik-manik, dan sandal, sering membagi-bagikan bunga kepada polisi saat demonstrasi, pasif, malas, dan lemah. Pada awal kemunculannya di tahun 1968 dan 1969 sampai tahun 1970-an awal, skinheads biasanya memakai celana jins pudar yang digulung sampai di atas pergelangan kaki, sepatu militer jenis boover boots atau sepatu boot kulit merek Dr. Marten, t-shirt yang memamerkan slogan afiliasi gerakan politik atau organisasi sepak bola tertentu, jaket yang bertuliskan ‘skins’ di belakangnya, dan rambut yang dicukur sangat pendek. Beberapa orang skinheads yang mengenakan sepatu boover boot memang pernah bergabung dengan kesatuan militer, sementara beberapa pemakai yang lain memakainya dengan alasan supaya bisa menendang lebih kuat. Dengan ciri sepatu jenis inilah maka mereka juga mendapat julukan boover boys. Perempuan skinheads juga mengenakan dandanan yang sama, hanya saja biasanya mereka menyisakan sedikit kuncir rambut di bagian belakang dan samping.
Pada tahun 1975 muncullah kaum punk. Penampilan kaum punk ini seringkali dikacaukan dengan kaum skinheads. Term punk sendiri adalah bahasa slang untuk menyebut penjahat atau perusak. Sama seperti para pendahulunya, kaum punk juga menyatakan dirinya lewat dandanan pakaian dan rambut yang berbeda. Orang-orang punk menyatakan dirinya sebagai golongan yang anti-fashion, dengan semangat dan etos kerja ‘semuanya dikerjakan sendiri’ (do-it-yourself) yang tinggi. Ciri khas dari punk adalah celana jins sobek-sobek, peniti cantel (safety pins) yang dicantelkan atau dikenakan di telinga, pipi, asesoris lain seperti swastika, salib, kalung anjing, dan model rambut spike-top dan mohican. Model rambut spike-top atau model rambut yang dibentuk menyerupai paku-paku berduri adalah model rambut standar kaum punk. Sementara model rambut mohican atau biasa disebut dengan mohawk yaitu model rambut yang menggabungkan gaya spike-top dengan cukuran di bagian belakang dan samping untuk menghasilkan efek bentuk bulu-bulu yang tinggi atau sekumpulan kerucut, hanya dipakai oleh sedikit penganut punk. Kadang-kadang mereka mengecat rambutnya dengan warna-warna cerah seperti hijau menyala, pink, ungu, dan oranye.
Fesyen dan Kesenangan
Gaya casuals dipelopori oleh kelompok anak muda kalangan atas yang mempunyai tingkat pekerjaan dan pendidikan lebih tinggi sebagai lawan dari kalangan skinheads yang biasanya berada dalam posisi sosial kurang menguntungkan. Mereka biasanya mengenakan setelan pakaian santai atau pakaian sports yang bermerk mahal. Basis pakaian para perempuannya adalah pakaian laki-laki seperti cardigans atau celana pantalon.
Suatu jenis gaya atau kelompok yang juga memainkan peranan penting dalam kebudayaan anak-anak muda adalah rockers. Kelompok rockers ini biasanya dijuluki juga sebagai leather boys karena ciri khasnya memakai jaket kulit, celana jins ketat, rambut panjang, asesoris serba metal, pemuja fanatik musik rock, dan di awal kemunculannya kerap diidentikkan dengan sepeda motor besar. Penampilan mereka yang tampak liar dan keras ini tentu saja secara substansial sangat berbeda dengan penampilan para teddy boy yang sangat dandy dan flamboyan: sepatu kulit mengkilap serta jas dan blazer yang rapi.
Semua hal yang telah dipertontonkan lewat tubuh: gaya pakaian, gaya rambut, serta asesoris pelengkapnya, lebih dari sekedar demonstrasi penampilan, melainkan demonstrasi ideologi. Sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa globalisasi berperanan besar dalam penyebaran gaya ke seluruh dunia meskipun tidak dalam waktu yang bersamaan. Globalisasi beserta seluruh perangkat penyebarannya, televisi, majalah, dan bentuk-bentuk media massa yang lain, juga menyebabkan peniruan gaya yang sama, tetapi dengan kesadaran yang samasekali berbeda dengan konteks sejarah awalnya. Jadi, para anak muda yang mengenakan dandanan serba punk di Indonesia ini sangat mungkin diilhami oleh sesuatu yang sangat berbeda dengan generasi punk pendahulu mereka di negara asalnya.
Sampai tahap ini, kita bisa melihat adanya hubungan yang kompleks antara tubuh, fesyen, gaya dan penampilan, serta identitas kepribadian yang ingin dikukuhkan oleh seseorang. Pembentukan identitas bukan persoalan sederhana. Ia tidak pernah bergerak secara otonom atau berjalan atas inisiatif diri sendiri, tapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang beroperasi bersama-sama. Faktor-faktor tersebut bisa diidentifikasi sebagai kreativitas, bahwa semua orang diwajibkan untuk kreatif supaya tampak berbeda dan dianggap berbeda pula. Kemudian ada faktor pengaruh ideologi kelompok dan tekanan teman sepermainan sebaya. Di sini, persoalan merek sepatu atau jenis pakaian bisa jadi persoalan besar karena ikut menentukan apakah seseorang dianggap memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam kelompok tertentu atau tidak. Faktor-faktor lainnya adalah status sosial, bombardir iklan-iklan media, serta unsur kesenangan (pleasure dan fun). Unsur kesenangan ini bisa dipakai untuk menjelaskan dan memahami kelompok anak muda yang mengadopsi, mengkonsumsi atau mencampurkan berbagai macam gaya dengan tanpa referensi jelas terhadap makna asalnya. Gaya menjadi kolase-kolase. Hanya penampilan semata. Hanya fashion. Tetapi hal ini tidak berarti mereduksi gaya menjadi sesuatu yang tidak bermakna. Berakhirnya otentisitas bukan berarti kematian makna. Kolase, peniruan-peniruan, kombinasi, ambil sana-ambil sini, ikut membentuk lahirnya makna-makna baru.


 
Fashion and Identity
By Nuraini Juliastuti
 In modern society , all humans are performers . Everyone is required to be able to play and control their own role . Clothing style , hairstyle , all kinds of accessories attached , taste in music , or the choice of the activities carried out , is part of the show 's personality and self- identity . We can choose the personality types we want personality through examples that are circulating around us - movie star , ad star , a singer , a model , a variety of types of groups that exist - or we could create their own unique personality style , different , even if the need is not been used by anyone else .Anthony Synott (1993 ) managed to give a good explanation about the hair . In some cases , the hair does not just mean sex symbol marker men and women . He was also a symbol of a particular cultural political movement . According to him , different hairstyles signify different ideological models . In the 50s that brought growth and prosperity climate in America participate breathed new freedom of individual expression , including the type of haircut new . Haircut shaped like a duck's tail became very popular at that time . The main characters of this type of hair is Elvis Presley and Tony Curtis . After it was taken away beatnik era hairstyles look pioneered by James Dean and Marlon Brando .Long Hair vs. Short HairThe Hippies were popular in the '60s , is not only known for his protest movements against sexual norms puritanical , Protestant ethics , student movements against war , anti- nuclear , anti- fascist society , militarist , bureaucratic , not human and natural , but also worldwide through wearing symbols . Beaded necklace , jeans , loose robe caftan - round calf - which was originally a traditional Turkish clothes , slippers , jackets and coats are sewn and embroidered in itself , to distinguish them with a group of people who wear formal suit and tie . Kaftan is widely used as a typical outfit , those hippies because this type of clothing is usually lower-priced , so it does not impress the bourgeois , and frees the wearer from the bondage collar , buttons and belts are tight . And the most striking symbol of their hair is long and straight . Natural hairs , no paint , no curling , no decorated with trinkets of any kind, without the wig . The men also maintain long hair hippies , complete with beard and mustache were allowed to grow dense without a cut . This differentiates them from the class of their parents . Ten years later style hippies were originally grown for an attack against the establishment of the group The Skinheads .As with the hippies , skinheads people also oppose the establishment although for different reasons . Initially , skinheads is a slang term to refer to people who are bald and bare . The skinheads usually come from the working class . Skinheads particular group of students directed against the middle class that long hair , Asians and gays. Skinheads hated the hippies , especially men hippies . They often make fun of hippies men as effeminate people and strange : with long hair makeup , floral clothes , beads , and sandals , often handing out flowers to the police during a demonstration , passive , lazy , and weak . At the beginning of its emergence in 1968 and 1969 to the early 1970s , skinheads usually wears faded jeans rolled up above the ankle , military shoes or boots types boover leather boots brand Dr . Marten , t - shirt slogans are showcased affiliation political movement or organization specified soccer , jacket that reads ' skins ' on the back , and the hair is shaved very short . Some skinheads who wear shoes boot boover had ever joined the military units , while some other users to be able to wear it for reasons more powerful kick . With the characteristics of these types of shoes they also earned the nickname boover boys . Female skinheads also wearing the same makeup , it's just that usually they leave little pigtails on the back and sides .In 1975 came the punks . Appearance of the punks are often confused with the skinheads . Term punk itself a slang used to refer to criminals or destroyer . Just like its predecessor , the punk also expressed themselves through clothes makeup and hair are different . People punk groups who claim to be anti - fashion , with the spirit and work ethic ' everything done alone ' ( do-it -yourself ) high . The hallmark of punk is torn jeans , safety pin (safety pins ) hooked or worn in the ear , cheek , other accessories such as the swastika , the cross , leashes , and spike -top haircut and a mohican . Spike -top haircut or hairdo shaped like a barbed nails are the standard punk hairstyle . While mohican hairstyle or commonly called the Mohawk haircut that incorporate spike -top style with a shave at the back and sides to produce effects feathers form a high or a set of cones , is only used by a few followers of punk . Sometimes they dyed her hair with bright colors such as light green , pink , purple , and orange .Fashion and FunCasuals style pioneered by a group of young people who have the upper levels of employment and higher education as opposed to the skinheads who typically are in less favorable social positions . They are usually dressed in casual clothes or expensive branded sports apparel . Base clothing the women are men's clothing such as trousers or pants cardigans .A type styles or groups that also play an important role in the culture of young children are rockers . The group is commonly dubbed rockers as well as his trademark leather boys wearing leather jackets , tight jeans , long hair , accessories all-metal , rock music fanatic devotee , and at the beginning of its appearance often associated with a large motorcycle . Their appearance seemed wild and hard this course is substantially very different from the appearance of the teddy boy very dandy and flamboyant : leather shoes shiny and neat suits and blazers .All the things that have been on display through the body : clothing styles , hair styles , as well as complementary accessories , more than just a demonstration of the appearance , but rather a demonstration of ideology . Also shows us that globalization is a big role in the spread of styles throughout the world although not at the same time . Globalization and its entire distribution devices , television , magazines , and other forms of media to another, also led to imitation same style , but with an entirely different awareness of the historical context first . So , the young man who wore makeup paced punk in Indonesia is very likely inspired by something very different from their predecessors punk generation in the country of origin .Until this stage , we can see the complex relationship between the body , fashion , style and appearance , personality and identity was confirmed by a person who wants to . Identity formation is not a simple issue . It never moves autonomously or on the initiative themselves , but are influenced by various factors operating together . These factors can be identified as creativity , that all creative people are required to make it look different and are considered different . Then there are factors influence the group's ideology and peer pressure playmates . Here , the issue of shoe brand or type of clothing can be a big problem because it will determine whether a person is considered eligible for inclusion in a particular group or not . Other factors are the social status , the bombardment of media advertisements , as well as the element of pleasure ( pleasure and fun ) . Elements of this pleasure can be used to explain and understand the group of young people who adopt , consume or mixing a variety of styles with no apparent reference to the meaning of its origin . Style into collages . Just a mere appearance . Only fashion . But this does not mean reducing the style into something meaningful . Expiration of authenticity does not mean the death of meaning . Collage , imitation - imitation , combination , there grab - grab here , helped shape the birth of new meanings .

Tidak ada komentar:

Sumber: http://mahameruparabola.blogspot.com