Lampu Darah "Blood Lamp"

Ini dia salah satu alternatif pengganti listrik, tanpa menggunakan tenaga matahari, angin, air, baterai atau sebagainya.. jadi kita bisa ngirit nih..
So...lampu ini menggunakan darah kita Lh0 hihihihi...serem juga ya.. but don't worry kita ga bakal kehabisan darah kita, karena lampu ini hanya
membutuhkan setetes darah kita saja...

 

 

Blood Lamp adalah lampu darurat (untuk sekali pakai) yang bisa menyala hanya dengan darah kita yang masih segar...hm..seperti Vampire saja yah... Sesuai dengan namanya, lampu ini menyala selama 24 jam bila kita meneteskan darah kita ke dalam tabung ini.

 

 

Penggunaannya cukup mudah (tapi mengerikan), pertama lampu yang berbentuk tabung dari kaca ini harus dipecahkan bagian atasnya kemudian dengan sisa bagian atas yang tajam, kita harus menggoreskan salah satu jari kita sehingga darah akan keluar.
Darah segar itu akan membuat lampu ini menyala terang..Hii...denger aja udah merinding, apalagi praktekan?!!!
Bagaimana, jika setiap kali anda ingin menyalakan lampu, maka kita harus berdarah terlebih dahulu? Maka dengan demikian, kita akan berpikir dua kali sebelum menerangi ruangan tersebut, dan menggunakan energi yang ada!

Ide dibalik ‘lampu darah’ tersebut, ditemukan oleh Mike Thomspon, seorang designer Inggris yang tinggal di Belanda. Lampu tersebut mengandung Luminol, senyawa kimia yangdigunakan ilmu forensik untuk mendeteksi keberadaan darah pada Tempat kejadian perkara (TPK). Luminol bereaksi dengan besi (ferum) pada sel darah merah dan membuat terang berwarna biru. Untuk menggunakan lampu tersebut, kita harus mencampurnya didalam bubuk aktivasi. Kemudian, kaca tersebut dipecahkan, lalu teteskan darah ke dalam bubuk.

Thompson mendapatkan ide ini beberapa tahun yang lalu, ketika sedang studi master pada Akademi Design Eindhoven di Belanda. Dia melakukan penelitian mengenai energi kimia untuk proyek tersebut, dan mempelajari kegunaan luminol.

‘ Bahwa energi menjadi sesuatu yang mahal, hal tersebut selalu membayangin pikiran saya. Penelitian ini adalah cara supaya kita berpikir secara alternatif mengenai cara menggunakannya’, Kata Thompson. Lampu tersebut dimaksudkan untuk ‘menantang persepsi manusia mengenai asal usul dari sumber energi kita’, demikian kata dia. Hal ini akan memaksa pengguna untuk ‘ berpikir ulang mengenai betapa berharganya energi, dan betapa selama ini telah terjadi pemborosan energi.’

Fakta bahwa lampu tersebut hanya bisa sekali digunakan, menjadikannya semakin pantas untuk jadi bahan renungan.

‘Kita harus dapat memutuskan, kapan menggunakan lampu tersebut, sebab ia hanya bekerja sekali,’ Kata Thompson. ‘ Hal itu menyebabkan kita merasa sayang untuk melakukan pemborosan.’

Thompson mendesain dan memproduksi lampu tersebut pada 2007, dan membuat video proyek tersebut pada tahun ini.

Diterjemahkan dari LiveScience.com

 


Tidak ada komentar:

Sumber: http://mahameruparabola.blogspot.com