-
“Mengapa
ada pria yang mengandalkan alat atau obat bantu seksual? Ini karena kurang
percaya diri. Sedangkan kejantanan dan “dianggap jantan” adalah harga diri dan
juga ego bagi pria,” kata Mariska Lubis, pakar seks Men’s Health
Indonesia. Sayangnya, kata Mariska, pria kemudian jadi lebih mudah termakan
mitos dan terobsesi akibat tontonan –khususnya film biru. “Ketika mereka
menganggap bahwa ada suatu masalah dengan kemampuan seksnya, karena
membandingkan dirinya dengan aktor di film biru, atau memang ada masalah
seksual tapi malu untuk pergi ke dokter, mereka kemudian memilih jalan pintas,”
kata Mariska.
Rasa ingin tahu. Dr. Laeli Andita, yang bertugas di Poli Psikiatri RS. Moewardi, Solo, menambahkan, ”Awalnya adalah rasa ingin tahu, kemudian mencoba, dan setelah mendapatkan pengalaman maka akan timbul dua hal: Jika tidak memuaskan hal itu akan ditinggal, tapi jika memuaskan, menyenangkan, dan menimbulkan kenikmatan, maka otak akan memanggil ulang memori tersebut.” Padahal, sesungguhnya, belum tentu memori tersebut objektif. Bisa jadi itu adalah sugesti positif dari si pria itu sendiri yang termakan ‘promosi’ kemanjuran obat/alat bantu seks, sehingga dia lebih fokus dan membuatnya mampu berbuat lebih baik daripada sebelumnya. Itulah sebabnya, maka ada obat yang terbukti pada sebagian pria, tapi tidak terbukti pada sebagian yang lain.
Masalah seksual. Senada dengan Mariska, dr. Laeli mengatakan bahwa alasan pria menggunakan alat atau obat bantu seksual adalah karena terjadi kekecewaan pada dirinya akibat adanya masalah seksual karena penyakit dan adanya depresi. “Akhirnya, mereka menggunakan ‘obat’ bantu seksual karena ingin diakui eksistensinya dan dihargai oleh pasangannya,” kata dr. Laeli.
Lalu, soal bahayanya? “Risiko negatif akibat efek samping obat bantu itu diabaikan, karena yang penting bisa ‘membuktikan’ kepada pasangannya,” kata Mariska. Sedangkan kata dr. Laeli, belum ada uji klinis terhadap penggunaan obat atau alat bantu seksual tersebut, sehingga praktisi kesehatan belum bisa menentukan apakah berbahaya atau tidak bagi penggunanya. Namun, pada kasus tertentu seperti menanam implan, pemijatan penis, boleh jadi hal itu malah akan menimbulkan masalah seksual yang permanen. Dr. Laeli menambahkan, apakah para pria akan mencoba sesuatu yang belum pasti hasilnya dan mungkin malah menjadi masalah kesehatan di kemudian hari? “Jawaban paling bijak, adalah tidak,” katanya.
Rasa ingin tahu. Dr. Laeli Andita, yang bertugas di Poli Psikiatri RS. Moewardi, Solo, menambahkan, ”Awalnya adalah rasa ingin tahu, kemudian mencoba, dan setelah mendapatkan pengalaman maka akan timbul dua hal: Jika tidak memuaskan hal itu akan ditinggal, tapi jika memuaskan, menyenangkan, dan menimbulkan kenikmatan, maka otak akan memanggil ulang memori tersebut.” Padahal, sesungguhnya, belum tentu memori tersebut objektif. Bisa jadi itu adalah sugesti positif dari si pria itu sendiri yang termakan ‘promosi’ kemanjuran obat/alat bantu seks, sehingga dia lebih fokus dan membuatnya mampu berbuat lebih baik daripada sebelumnya. Itulah sebabnya, maka ada obat yang terbukti pada sebagian pria, tapi tidak terbukti pada sebagian yang lain.
Masalah seksual. Senada dengan Mariska, dr. Laeli mengatakan bahwa alasan pria menggunakan alat atau obat bantu seksual adalah karena terjadi kekecewaan pada dirinya akibat adanya masalah seksual karena penyakit dan adanya depresi. “Akhirnya, mereka menggunakan ‘obat’ bantu seksual karena ingin diakui eksistensinya dan dihargai oleh pasangannya,” kata dr. Laeli.
Lalu, soal bahayanya? “Risiko negatif akibat efek samping obat bantu itu diabaikan, karena yang penting bisa ‘membuktikan’ kepada pasangannya,” kata Mariska. Sedangkan kata dr. Laeli, belum ada uji klinis terhadap penggunaan obat atau alat bantu seksual tersebut, sehingga praktisi kesehatan belum bisa menentukan apakah berbahaya atau tidak bagi penggunanya. Namun, pada kasus tertentu seperti menanam implan, pemijatan penis, boleh jadi hal itu malah akan menimbulkan masalah seksual yang permanen. Dr. Laeli menambahkan, apakah para pria akan mencoba sesuatu yang belum pasti hasilnya dan mungkin malah menjadi masalah kesehatan di kemudian hari? “Jawaban paling bijak, adalah tidak,” katanya.
Link
ENGLISH
"Why is there a man who relied on a tool or a sexual aid drugs? This is due to lack of confidence. While masculinity and "considered manly" is a self-esteem and ego for men, "said Mariska Lubis, sex expert Men's Health Indonesia. Unfortunately, Mariska said, the man then be more easily consumed myths and obsessed with spectacle-especially due to the blue movie. "When they assume that there is a problem with their sexual ability, for comparing him with an actor in blue film, or indeed any sexual problems but embarrassed to go to the doctor, they then select a shortcut," says Mariska.
Curiosity. Dr.. Laeli Andita, who served in Poly Psychiatric Hospital. Moewardi, Solo, adding, "It starts with curiosity, then try, and after gaining experience then there will be two things: If it is not satisfactory it will be left, but if satisfactory, fun, and give rise to pleasure, then the brain will redial memory The. "Whereas, in fact, the memory is not necessarily objective. It could be a positive suggestion from the man himself who ingested 'promotion' efficacy of the drug / sex aids, so he is more focused and make it able to do better than before. That is why, there is a drug that is proven in some men, but not evident in others.
Sexual problems. In line with Mariska, dr. Laeli said that the reason he uses a tool or sexual aids drugs is due to a disappointment to him as a result of sexual problems due to illness and depression. "Finally, they use a 'drug' sexual aids because they want their existence recognized and appreciated by their partner," said dr. Laeli.
Then, about the danger? "The risk of negative side effects of drugs that help neglected, because it is important to 'prove' to their partner," says Mariska. Meanwhile, said dr. Laeli, there has been no clinical trials on the use of drugs or sexual aids, so that health care practitioners have not been able to determine whether or not harmful to users. However, in certain cases such as planting implants, penis massage, maybe it will actually lead to permanent sexual problems. Dr.. Laeli added, whether the men would try something that is not certain and may even be the result of health problems later in life? "The most wise answer, is no," he said.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar