Jatuh cinta lagi....


Jatuh cinta itu datangnya dari langit, begitu kira-kira kata kebanyakan orang. namun penelitian modern menunjukkan banyak unsur ilmiah dalam jatuh cinta. Misalnya karena pengaruh hormon feromon, atau karena kuatnya pengaruh alam bawah sadar.

Jatuh cinta dimulai dari rasa simpati, kekaguman, juga ketertarikan. Semua itu bisa terjadi karena kita menemukan pada orang lain apa yang kita tidak miliki, atau sebaliknya menemukan apa yang kita miliki. Yang merasa tidak cakep mudah tertarik dengan yang cakep, demikian juga karena merasa cakep jadi merasa harus mendapat pasangan yang cakep. Sebaliknya ada juga yang cakep tapi justru tertarik dengan yang tidak cakep, bisa karena sudah bosan dengan yang cakep-cakep, atau karena sudah biasa dengan hal cakep maka dia menjadi peka dengan keunggulan lain, misalnya tertarik dengan yang tidak cakep tapi pinter banget atau ramah dan baik hati.

Awal cinta memang kompleks. Seringkali seseorang tidak bisa menjelaskan secara pasti mengapa dia jatuh cinta. Saya sendiri punya teori bahwa ketertarikan itu merupakan mekanisme bawah sadar diri kita yang selalu bergiliran antara 3 hal : intelektual, spiritual/emosional, dan fisikal, atau bisa disebut mode atas, tengah, dan bawah. Saat alam bawah sadar kita sedang dominan mode atas, maka kita gampang terkesan dengan orang yang pintar, intelek, cerdas. Teman kuliah saya dulu sangat terkesan dengan Ira Kusno, presenter SCTV yang populer saat itu dengan pertanyaan-pertanyaan cerdas dan agresif saat wawancara. Ira Kusno sangat menarik karena cerdas, dan menurut saya sih ya cakep, buktinya layak muncul sebagai presenter TV.

Saat sedang mengalami mode tengah, kita tertarik dengan seseorang yang baik hati, sholeh, santun, juga yang mandiri, tegas, atau optimis. Beberapa teman mengaku memilih istri yang sekarang karena karakter mandiri yang tampak sejak berpacaran dahulu. Itu istri yang sekarang, entah yang nanti (hehe, just a joke).

Nah, kalau sedang dominan mode bawah, tentu saja kecantikan bagi cowok (dan ketampanan bagi cewek) adalah faktor utama pemicu ketertarikan. Definisi cakep memang realtif. Mancung dan pesek bisa sama-sama menarik. Memang sesuatu bisa tampak indah karena dua hal, memang bendanya indah, atau karena komposisinya indah. Jadi ada yang cakep karena dikaruniai wajah yang dipandang unggul yaitu hidung mancung, bulu mata lebar, bibir merekah, kulit putih, dsb-dsb menurut standar film Hollywood. Namun ada juga yang komposisinya indah, biarpun pesek, tapi entah gimana Allah memberi karunia komposisi sedemikian rupa sehingga menjadi cakep. Manapun penyebabnya, apakah barangnya atau komposisinya, yang jelas mode bawah tertarik dengan hal-hal yang fisikal.

Nah, alam bawah sadar kita itu selalu bergiliran antara mode atas, tengah, bawah. Dengan demikian ketertarikan kita juga selalu berubah-ubah. Suatu ketika terkagum-kagum dengan gadis yang bicara dengan cerdas (dan jadi ingin memilikinya), eh minggu berikutnya tergila-gila dengan teman yang manis manja, besoknya tiba-tiba mengidamkan gadis sholihah yang santun dan terjaga. Mana yang benar? Ya semua benar, kan alam bawah sadar kita modenya terus berubah….

Ini hipotesisnya. Kita akhirnya memilih pasangan hidup yang paling sesuai dengan mode alam bawah sadar kita yang sedang dominan saat kita memutuskan diri untuk menikah. Kalau waktu itu lagi sholeh, maka kriteria mode tengah menjadi dominan, dan karenanya karakter menjadi kriteria utama. Kalau waktu itu hormon remaja sedang tinggi sehingga jadi ‘bete’, ya kriteria fisiklah yang dominan. Semua sah-sah saja.

Tidak ada komentar:

Sumber: http://mahameruparabola.blogspot.com