16 Juli 2014
Muncul perdebatan di Jepang atas
penahanan seorang wanita yang diduga melakukan percabulan karena
mendasarkan karya seni dari vagina.
Seniman Tokyo, Megumi Igarashi, 42 tahun,
ditahan hari Sabtu (12/07) karena mengirim data yang dapat digunakan
untuk menciptakan model tiga dimensi alat kelaminnya.Penahanannya menjadi berita utama di media nasional dan memicu perdebatan tentang hukum percabulan Jepang.
Igarashi seringkali menggunakan nama lain Rokude Nashiko yang berarti "bukan gadis baik-baik" dalam bahasa Jepang.
Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Igarashi telah menyebarkan data yang dapat "menciptakan bentuk cabul".
Dalam situs internetnya, Igarashi mengatakan dia membuat beberapa karya seni berdasarkan alat kelaminnya dengan menggunakan cetakan silikon.
Igarashi sendiri menyatakan keinginan membuat vaginanya "lebih populer".
Alat kelamin perempuan "sesuatu yang sangat tabu dalam masyarakat Jepang...(hal tersebut) dipandang cabul", sementara penis dianggap "bagian dari kebudayaan populer", katanya.
ENGLISH
Igarashi send data that can be used to create a 3D model of her vagina.
A debate in Japan over the arrest of a woman suspected of committing fornication because basing artwork from the vagina.
Artists Tokyo, Megumi Igarashi, 42, was arrested on Saturday (12/07) for sending data that can be used to create three-dimensional models of genitals.
Igarashi send it to the people who donated funds for the project shaped like a vagina using a 3D printing machine.
His arrest made headlines in the national media and sparked a debate about obscenity laws of Japan.
Igarashi Rokudenashiko often use a different name, which means "not a nice girl" in Japanese.
A police spokesman told the AFP news agency that Igarashi has deployed data that can "create shape obscene".
In its website, Igarashi said he made several works of art based on his genitals using a silicone mold.
Igarashi himself expressed a desire to make her vagina "more popular".
Female genitalia "something very taboo in Japanese society ... (it is) deemed obscene", while the penis is considered "part of popular culture", he said.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar