Pelajaran Membunuh dari Video Games


Penggalan dari cerita novel kalau seorang pelajar smu di Amrik sana membunuh delapan orang teman sekolahnya pada saat yang bersamaan. Dengan sebuah pistol hasil curian di tangannya, pelajar tersebut sukses memberondong pelajar lainnya, dalam waktu singkat delapan orang pelajar itu terkapar bersimbah darah. Mereka tewas menggelepar di halaman sekolahnya, mereka tersungkur setelah diterjang peluru yang ditembakkan oleh temannya sendiri. Mereka mati konyol.
 
Peristiwa tragis itu terjadi beberapa tahun silam tepatnya di awal bulan Desember 1997 yang lalu. Di daerah Paducan, Amerika Serikat.

Bukan hanya itu, pada waktu yang berbeda namun masih di negara yang sama, telah terjadi peristiwa serupa yaitu tewasnya seorang remaja berusia 13 tahun di Colorado. Ia tewas setelah dianiaya oleh dua orang temannya. Dua puluh luka yang tersisa di tubuhnya adalah bukti kalau remaja malang itu tewas setelah dianiaya. Lalu apa yang menjadi pemicu kedua tragedi berdarah itu? Bukan karena dendam, bukan pula mereka terlibat persoalan, apalagi sampai rebutan pacar, tidak. Tidak ada motivasi apapun, sebab pada penyelidikan yang dilakukan setelah peristiwa itu terjadi didapat kesimpulan, pembunuhan itu dipicu oleh video game!

Kok, bisa? Ya, itulah, ternyata si pelaku pembunuhan dalam dua kasus tersebut adalah lantaran pelakunya merupakan orang yang gemar bermain video game. Para pelakunya itu adalah para pecandu game.

Menurut seorang pakar psikologi dan sejarah militer David Grossman, sejumlah video game seperti virtual cop memberi pengaruh yang besar bagi seseorang untuk membunuh. Apalagi jika mereka bermain secara terus menerus, betapa besarnya pengaruh buruk tersebut yang akan terjadi. Kesimpulan itu bukan tanpa alasan, sebab menurutnya, para gamers- sebutan buat mereka yang main game- selalu terlibat dalam permainan tersebut, seolah ia jadi aktor utama yang mengendalikan permainan. Tujuannya tentu saja untuk memenangkan permainan dan mencapai nilai tertinggi. Dan untuk memenangkan permainan tersebut tak ada cara lain kecuali mereka harus mengalahkan musuhnya, yaitu dengan cara menangkap bahkan kalau perlu dengan cara membunuhnya. Tapi bukan cuma itu pengaruh buruk dari sebuah video game, pengaruh negatif bukan hanya pada mental para gamers, tapi juga pada keadaan fisik mereka. Penelitian terpisah yang dilakukan di Australia konon menyimpulkan bahwa para gamers sering mengalami luka saat bermain video game. Dari jari dan pergelangan tangan yang kram, mata yang cepat lelah sampai sakit pinggang lantaran bekerja secara berlebihan.

So, dari sederet fakta menengenaskan itu, masihkah ada alasan buat kita untuk bermain game secara berlebihan? Kalau niatnya cuma buat sekedar refresing, menghilangkan kejenuhan atau istirahat sejenak dari rutinitas, ya nggak masalah, tapi akan sangat berbahaya manakala main game ini jadi aktifitas rutin, jadi hobi bahkan jadi mendarah daging. Lupa waktu, lupa tugas sampai lupa diri. Tapi kalau melihat menjamurnya tempat penyewaan game, seperti play station dan sejenisnya, rasanya kita wajib prihatin tuh. Apa jadinya coba kalau kita dan terlebih adik-adik kecil kita lebih banyak nongkrong di play station ketimbang belajar di rumah, mereka lebih memelih main game ketimbang sekolah? Bisa dibayangkan betapa suramnya wajah dunia kelak. Kalau yang terjadi sekarang ini adalah pendidikan membunuh dari dunia maya, kalau yang terjadi sekarang ini begitu marak pelajaran tentang kekerasan, maka jangan pernah salahkan siapa-siapa kalau nanti kekerasan jadi dewa, kekerasan dipuja banyak orang,dan kekerasan dijadikan jalan keluar dari setiap masalah. Sebab dari awal mereka telah dididik dengan ilmu-ilmu kekerasan, kalau mereka telah dipupuk dalam budaya dimana kekerasan secara gamblang dan terang-terangan diterapkan pada mereka. So, tunggu saja saatnya, dimana adik-adik kecil kita akan dengan fasihnya menerjemahkan apa yang mereka dapat dari sebuah video game. Dan tunggu juga kalau peristiwa di Amrik itu terjadi di depan hidung kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Sumber: http://mahameruparabola.blogspot.com