10 Oktober 2012
Ilmuan AS mengatakan akan
meningkatkan upaya untuk menciptakan sperma buatan dari sel punca
menyusul kesuksesan Jepang melakukan hal serupa dengan tikus.
Ketidaksuburan atau infertilitas adalah masalah yang dialami oleh 15% pasangan usia produktif di seluruh dunia.
"Saya tahu orang berpikir hal ini merupakan semacam obat Frankenstein, tetapi saya pikir masalah ini bukan sesuatu yang dibuat-buat atau membaik, infertilitas berdampak pada seluruh hidup anda," kata Dr Pera.
"Berhubungan seks dan memiliki bayi adalah keputusan yang super sederhana, tetapi tidak semua orang dapat melakukannya."
Namun menggunakan sel punca embrionik untuk riset, seperti yang dilakukan di laboratorium Dr Pera di Institut Biologi Sel Punca dan Obat Regenerasi, kontroversial karena sebelum digunakan embrio harus dihancurkan terlebih dahulu.
Lab Dr Pera menggunakan sisa embrio dari pembuahan di luar kandungan.
Generasi laboratorium?
Sel punca memiliki potensi untuk tumbuh menjadi sel apa saja di dalam tubuh. Menciptakan telur di lab dapat menjadi sesuatu yang populer seperti proses pembuahan di luar kandungan saat ini.Dr Pera mengatakan ada sekitar satu juta atau 1,5 juta embrio yang dibuat tiap tahun di Amerika dari pembuahan di luar kandungan, dan sekitar 500 ribu embrio itu dibuang.
Lima ratus embrio sisa kemudian digunakan untuk riset.
"Dan orang khawatir tentang yang 500 itu dan bukan 500.000 embrio yang dibuang," kata Dr Pera.
Sedangkan studi di Jepang menandai pertama kalinya seekor mamalia diciptakan dari sel punca. Hal itu disebut sebagai Cawan Suci riset sel punca reproduksi.
Para peneliti di Universitas Kyoto mengatakan mereka telah mendemonstrasikan bagaimana cara menumbuhkan sel telur dan sperma di lab serta memadukannya untuk memproduksi keturunan yang sehat.
ENGLISH
U.S. scientists say will boost efforts to create artificial sperm from stem cells following the success of the Japanese do the same thing with mice .
The team from the University of Kyoto rats using stem cells to create egg cells , which are then fertilized to produce baby mice .
Dr. Renee Pera , of Stanford University in California , intends to create human sperm for use in the reproduction of two years , and five years in the egg cell .
Infertility or infertility is a problem experienced by 15 % of couples of reproductive age worldwide .
" I know people think this is some kind of Frankenstein medicine , but I think this issue is not something invented or improved , infertility affects your whole life , " said Dr. Pera .
" Having sex and having babies is a decision that is super simple , but not everyone can do it . "
But the use of embryonic stem cells for research , as is done in the laboratory of Dr. Pera at the Institute of Stem Cell Biology and Regenerative Medicines , controversial because embryos must be destroyed before it is used first.
Lab Dr Pera using leftover embryos from fertilization outside the womb .Generation laboratory ?
Stem cells have the potential to grow into any cell in the body . Creating an egg in the lab can be something like the popular conception outside the womb at this time .
Dr. Pera said there are about a million or 1.5 million embryos are created each year in the United States of fertilization outside the womb , and about 500 thousand embryos were discarded .
Five hundred embryos were then used for the remainder of the research .
" And people are worried about the 500 's and not 500,000 embryos are discarded , " says Dr. Pera .
While studying in Japan marked the first time a mammal created from stem cells . It was referred to as the Holy Grail of reproductive stem cell research .
Researchers at Kyoto University say they have demonstrated how to grow the egg and sperm in the lab , and combine them to produce healthy offspring .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar