Ketika itu ada tanya jawab singkat antara pak Mario
dengan seorang pemirsa. Saya mencoba mengembangkan tanya
jawab itu,
memberinya bumbu, menuanginya 'saos' dan 'sambal' sesuai
selera saya tanpa
membuang pesan intinya.
Mario Teguh , kalau anda belum
tahu, adalah
seorang konsultan bisnis andal yang petuah-petuahnya sungguh
sedap dikunyah.
Seperti layaknya motivator hebat lainnya, keistimewaan Mario
Teguh adalah
kemampuannya menyugesti kita sehingga hidup yang sebetulnya
"sukar dan edan"
ini menjadi terasa lebih "mudah" dan jinak.
Mudah-mudahan tulisan ini
bermanfaat .
TAHUKAH anda kenapa
begitu banyak orang gagal dalam usahanya untuk bisa
sukses sewaktu merintis usaha?
Jawabnya karena mereka biasanya tidak betul-betul dalam
kondisi "terdesak" .
Modal utama untuk sukses bukanlah uang, bukan ide jenius,
bukan juga skill,
pun bukan koneksi. Itu semua memang penting, tapi bukan yang
nomor satu.
Modal utama dalam berusaha adalah adanya "perasaan
terdesak". Mental
"kepepet" inilah yang akan menggebuk seseorang
untuk sungguh-sungguh "fight"
dalam merealisir usahanya.
Dalam kondisi ketika dihadapkan pada pilihan
"hidup" atau "mati" itulah
talenta terbaik seseorang biasanya menerobos keluar.
Sastrawan Pramudya
Ananta Toer melahirkan karya-karya monumentalnya sewaktu ia
berada di sebuah
penjara, di pulau Buru sana.
Sementara itu Chairil Anwar menelorkan
puisi-puisinya dalam situasi hidup yang bokek dan
sakit-sakitan.
Bayangkanlah sekarang suatu kondisi ektrem lain. Misalnya
mendadak hari ini
anda dipecat dari pekerjaan anda yang nyaman dan bergaji
besar. Pastilah
kalau anda masih manusia normal, pada awalnya anda
sempoyongan berat. Tapi
sesudah itu anda dihadapkan pada pilihan sederhana :
menyerah kalah begitu
saja atau mulai mencoba bangun mencari jalan keluar dari
mimpi buruk itu.
Ada
banyak cerita sukses orang-orang yang berhasil keluar dari situasi chaos
itu. Sukses itu mungkin malah tidak akan pernah mereka raih
kalau saja
mereka tetap berada dalam zona nyaman pekerjaan lama mereka.
Kenapa kelompok etnis Cina di negeri ini umumnya bisa
"sukses" adalah juga
karena kondisi "terdesak" itu, di samping karena
etos "kerja keras" yang
selama ribuan tahun terus dipompakan para ruh leluhur.
Mereka dibuat
terpojok secara politis puluhan mungkin bahkan selama
ratusan tahun,
sehingga hanya tersedia sedikit pilihan bagi mereka—menjadi
juara badminton
atau juragan tekstil, umpamanya. Karena kesempatan sukses
hanya tersedia
pada lahan yang begitu terbatas, tidak ada pilihan buat
mereka kecuali
bertarung habis-habisan di lahan yang "disisakan"
buat mereka itu.
Tapi bagaimana kalau kita sebenar-benarnya memang tidak
sedang "terdesak",
tapi menginginkan sebuah terobosan berarti dalam hidup kita?
Apa tips Mario
Teguh :untuk kasus seperti ini?
Gampang, ciptakanlah situasi "kepepet" artifisial,
yang sanggup memaksa anda
terpaksa berkelahi sungguhan, meskipun sebetulnya tidak ada
'musuh' di dekat
anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar