Biasa deh, kalau pergantian tahun itu yang heboh bukan cuma suara terompet, tapi juga suara para peramal. Aneh ya? Di zaman begini kok masih ada ya orang yang bersibuk ria dengan ‘bola kristal’ atau kartu tarot. Tapi ya begitulah realitanya. Tapi, biasanya, para peramal itu saat ini nggak mau disebut peramal. Mereka lebih suka disebut astrolog atau futurolog. Mungkin biar lebih ilmiah, gitu. Padahal ya sama aja. Sama-sama tukang ramal.
Oya, ngomongin soal ramal meramal jadi inget sama tokoh peramal kaliber dunia yang kejeniusannya sudah nggak diragukan lagi. Dia adalah Nostradamus, lelaki kelahiran Perancis ini bisa membaca sesuatu yang bakal terjadi. Dan sejarah mencatat dari seribu kali ramalannya setengahnya benar! Uniknya lagi, kejadian yang diramal itu benar-benar terjadi sekalipun butuh waktu ratusan tahun kemudian baru terbukti. Contoh Nostradamus yang hidup sekitar tahun 1500-an saat itu telah meramalkan kalau bakal terjadi revolusi besar-besaran di Kerajaan Perancis pada tahun 1789, juga raja dan ratu yang memerintah saat itu, yaitu Louis XVI dan Marie Antoinette akan mati dieksekusi rakyatnya. Dan jreng...jreng....sejarah membuktikan semua ramalannya itu benar-benar terjadi!
Kalau nggak percaya coba deh, buka lagi buku sejarah kamu. Nggak cuma itu dia juga ‘melihat’ kelak bakal lahir pemimpin besar kejam dan sadis di Perancis dan Jerman. Yang dimaksud tentu saja Napoleon di Perancis dan Hitler di Jerman. Selain itu dia juga tau kalau kota London bakal mengalami kebakaran besar tahun 1666. Paus John Paul I akan terbunuh, Louis Pasteur akan muncul dengan temuan ajaibnya, pesawat ulang alik Challenger akan meledak dan akan ada Y2K bug. Nostradamus memang luar biasa bukan cuma bisa menangkap gejala yang bakal terjadi ratusan tahun kemudian tapi juga menuliskan semua ramalannnya itu dalam sebuah catatan yang rapi dan sistematis.
Kejeniusan pria kelahiram 14 desember 1503 di St. Remy de Provence, Perancis ini bukan cuma dalam soal ramalan tapi juga soal bahasa (doi menguasai bahasa Latin, Yunani dan Ibrani), matematika, astrologi dan kedokteran. Oya, awalnya doi tuh seorang dokter terkenal lho. Ia sukses menolong ratusan orang yang terkena wabah mematikan. Ironisnya, justru ia tidak bisa menyelamatkan istri dan anak-anaknya sendiri yang tewas akibat wabah tersebut. Sejak saat itulah ia trauma dengan dunia kedokteran dan mengalihkan perhatiannya ke dunia ramal meramal. Tepatnya ketika ia melakukan perjalanan ke Perancis dan Italia. Ceritanya begini, saat berada di Italia pemilik nama asli
Michel de Nostradame ini bertemu kelompok biarawan, salah satunya yang bernama Felice Paretti dihadapannya Nostradamus langsung membungkuk hormat. Alasannya, kelak Paretti akan menjadi Paus Sixtus V. Dan survei membuktikan 19 tahun setelah kematian Nostradamus ramalan itu terbukti.
Setelah ‘ngeh dengan kemampuan barunya ini, lalu ia menulis apa saja yang bisa ‘dilihatnya’ di masa depan. Tahun 1555 buku pertama dari 10 buku yang ditulisnya berjudul Centuries dipublikasikan. Masing-masing bukunya berisi 100 prediksi yang ditulis dalam 4 baris atau quartrain. Dan prediksi itu langsung ditulisnya dalam beragam bahasa yaitu Perancis, Latin dan Yunani.
Lewat quatrian-nya ia meramal soal akan berkuasanya sejumlah pemimpin besar seperti Saddam Hussein di Irak, Boris Yeltsin di Rusia, Nelson Mandela di Afrika Selatan dan banyak lagi. Sayang pemimpin Indonesia nggak sempat tersentuh oleh Nostradamus. Oya, dia juga sempat meramal kalau tahun 2000 adalah tahun yang penuh harapan hanya saja kedamaian baru akan benar-benar terjadi di tahun 2040! Gila, lama banget ya! Btw, biar gimanapun toh semua itu cuma ramalan, yang bisa terbukti dan bukan mustahil bakal meleset dari prediksi awal. So, terpulang sama kita masing-masing mau percaya atau tidak.
Sayang, kemampuannya melihat masa depan nggak berlangsung lama. Penyakit arthritis merenggut nyawanya pada tanggal 17 Juni 1566. Oleh istri keduanya Nostradammus dikuburkan di dinidng gereja Salon, Perancis. Sampai detik ini, makam dan fotonya masih tersimpan rapi di sana. Dan satu hal yang pasti ramalannya tetap dijadikan acuan oleh generasi yang berabad jarak dengannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar