Niat awal
Ocha ke dapur adalah untuk memberi hidangan kepada sang kekasih. Rumah saat itu
lumayan kosong, hanya ada kakak Ocha yang tidur di lantai atas. Saat itu,
mendadak sang kekasih datang menghampiri.
“Ketika saya tanya dia mau apa, dia langsung meremas bokong saya sambil bilang 'mau ini',” kata Ocha. Meski takut kakaknya bangun, namun karena letak dapur sangat strategis –bisa melihat ke ruang tengah, tangga, dan taman– maka Ocha menyerah pada keinginan sang kekasih.
Posisi 1: “Karena penetrasi dilakukan terburu-buru dan sedikit ketakutan, gaya yang paling memungkinkan saat itu hanyalah doggy style,” kata Ocha. “Tidak sulit, karena saya hanya mengangkat rok saja.” Ocha bertumpu pada meja dapur dan sedikit menyondongkan tubuhnya ke atas meja. Sementara, kekasihnya 'bekerja' dengan baik di belakangnya. “Terus terang, saat itu yang terpikir hanyalah memberi dia kepuasan. Karena untuk saya, butuh waktu cukup lama agar bisa menikmati seks, sehingga sulit mencapai orgasme jika dilakukan secara terburu-buru,” kata Ocha. “O ya, meskipun begitu, tentu saja sensasinya berbeda,” lanjutnya.
Posisi 2: Sementara itu, Deddy dan Ririn melakukannya dengan cara ‘mendudukan sang wanita di atas meja’ kitchen set. “Ada sedikit space di sana, tapi masalahnya, mejanya lebih tinggi sedikit dari penis saya,” kata Deddy. Meski nafsu sudah di ubun-ubun, akhirnya Deddy harus bersabar mencari benda yang bisa diinjak kakinya, sehingga posisi penisnya bisa sejajar dengan vagina Ririn. “Untungnya, ada tempat duduk kecil-pendek, untuk si mbok mencuci, yang terbuat dari plastik,” kata Deddy. Dan inilah seninya: Tempat duduk semacam dingklik tersebut tidak cukup menampung dua kaki Deddy. Tapi karena sudah terlalu nafsu, Deddy memaksakan diri. “Saya berhasil penetrasi, Ririn juga menikmatinya karena posisi ini jarang kami lakukan -kaki Ririn mengangkang, yang satu lemas terkulai ke bawah, yang satunya bertumpu ke dinding. Barangkali, posisi ini memberi stimulasi optimal buat Ririn.” Di saat sedang ‘panas’, kursi kecil –dingklik– tadi meleot akibat tak kuat menahan bobot Deddy. “Tanggung sekali, jadi saya memaksakan diri, dengan satu kaki yang berjinjit dan sukses! Saya ejakulasi, tepat ketika kaki saya yang berjinjit kram,” kata Deddy tertawa. Alhasil, Ririn pun tak bisa menahan tawa melihat suaminya tumbang ke lantai –merasa nikmat dan kesakitan dalam waktu bersamaan.
“Ketika saya tanya dia mau apa, dia langsung meremas bokong saya sambil bilang 'mau ini',” kata Ocha. Meski takut kakaknya bangun, namun karena letak dapur sangat strategis –bisa melihat ke ruang tengah, tangga, dan taman– maka Ocha menyerah pada keinginan sang kekasih.
Posisi 1: “Karena penetrasi dilakukan terburu-buru dan sedikit ketakutan, gaya yang paling memungkinkan saat itu hanyalah doggy style,” kata Ocha. “Tidak sulit, karena saya hanya mengangkat rok saja.” Ocha bertumpu pada meja dapur dan sedikit menyondongkan tubuhnya ke atas meja. Sementara, kekasihnya 'bekerja' dengan baik di belakangnya. “Terus terang, saat itu yang terpikir hanyalah memberi dia kepuasan. Karena untuk saya, butuh waktu cukup lama agar bisa menikmati seks, sehingga sulit mencapai orgasme jika dilakukan secara terburu-buru,” kata Ocha. “O ya, meskipun begitu, tentu saja sensasinya berbeda,” lanjutnya.
Posisi 2: Sementara itu, Deddy dan Ririn melakukannya dengan cara ‘mendudukan sang wanita di atas meja’ kitchen set. “Ada sedikit space di sana, tapi masalahnya, mejanya lebih tinggi sedikit dari penis saya,” kata Deddy. Meski nafsu sudah di ubun-ubun, akhirnya Deddy harus bersabar mencari benda yang bisa diinjak kakinya, sehingga posisi penisnya bisa sejajar dengan vagina Ririn. “Untungnya, ada tempat duduk kecil-pendek, untuk si mbok mencuci, yang terbuat dari plastik,” kata Deddy. Dan inilah seninya: Tempat duduk semacam dingklik tersebut tidak cukup menampung dua kaki Deddy. Tapi karena sudah terlalu nafsu, Deddy memaksakan diri. “Saya berhasil penetrasi, Ririn juga menikmatinya karena posisi ini jarang kami lakukan -kaki Ririn mengangkang, yang satu lemas terkulai ke bawah, yang satunya bertumpu ke dinding. Barangkali, posisi ini memberi stimulasi optimal buat Ririn.” Di saat sedang ‘panas’, kursi kecil –dingklik– tadi meleot akibat tak kuat menahan bobot Deddy. “Tanggung sekali, jadi saya memaksakan diri, dengan satu kaki yang berjinjit dan sukses! Saya ejakulasi, tepat ketika kaki saya yang berjinjit kram,” kata Deddy tertawa. Alhasil, Ririn pun tak bisa menahan tawa melihat suaminya tumbang ke lantai –merasa nikmat dan kesakitan dalam waktu bersamaan.
ENGLISH
Ocha initial intention was to give the kitchen to dish to her lover. The house is empty when it was passable, there's only sister Ocha who sleep upstairs. At that time, suddenly came over her lover."When I asked what he wanted, he immediately squeezed my buttocks as he says 'want this'," said Ocha. Although fear of waking her brother, but because the location is very strategic kitchen-can see into the living room, staircase, and a garden-then Ocha surrender to the will of the beloved.Position 1: "As the penetration is done in a hurry and a bit of fear, the most likely style when it was just doggy style," said Ocha. "It's not hard, because I just lifted the skirt alone." Ocha resting on the kitchen table and slightly tipped her onto the table. Meanwhile, her lover 'works' well behind him. "Frankly, when it is thought just give him satisfaction. Because for me, it took a long time to be able to enjoy sex, making it difficult to reach orgasm if done in a hurry, "said Ocha. "O yes, even then, of course, the sensation is different," he continued.Position 2: Meanwhile, Deddy and Ririn do it 'seats the woman on the table' kitchen set. "There is a little space in there, but the problem is, the table is slightly higher than my penis," said Deddy. Although passion has been the head crown, finally Deddy be patient looking for items that can be stepped on his foot, so that the penis can be aligned with the position of the vagina Ririn. "Fortunately, there is a small sitting area-short, to the mbok wash, which is made of plastic," said Deddy. And here's the art: a sort of stool seating is not enough to accommodate two legs Deddy. But because it was too lust, Deddy push yourself. "I managed to penetration, Ririn also enjoy this position because we rarely do Ririn straddle-leg, one limp droop down, the other resting against the wall. Perhaps, this position provides optimal stimulation for Ririn. "In the time being 'hot', small-stool-chair meleot result was not robust to withstand the weight of Deddy. "Responsibility once, so I forced myself, with one foot on tiptoe and successful! I ejaculate, right when my legs were cramping tiptoe, "Deddy said laughing. As a result, Ririn could not help but laugh to see her husband fell to the floor-to feel pleasure and pain at the same time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar